Kamis, 20 Desember 2007

Gambar dalam arti luas

Gambar bisa muncul di mana saja. Gambar bisa muncul di benak anda, entah karena pengaruh/stimulasi eksternal atau dorongan internal. Gambar semacam ini lazim disebut sebagai imajinasi, lamunan dan mimpi. Gambar seperti ini berujud di dalam pikiran Anda, sebab itu hanya anda yang dapat melihatnya. Gambar benak ini sangat cair sifatnya. Ia bisa cepat terlupakan atau bahkan tertoreh dalam benak bak trauma. Orang disebut gila antara lain karena gambar gambar tak terkendali dibenaknya, sehingga ia berhalusinasi. Sampai tingkatan tertentu gambar benak ini dapat disebut sebagai idea.

Ketika idea dilahirkan, maka kini gambar muncul di dunia nyata. Kalau semula ia internal, personal dan cair. Kini ia menjadi eksternal, publik dan padat. Contohnya, lukisan. Eksternal, karena yang semula ada dibenak kini ada di kanvas. Publik, karena selain seniman , masyarakat juga dapat menikmatinya. Padat, karena dibanding gambar benak, apa yang di atas kanvas relatif tak mudah di ubah dibanding gambar benak.

Gambar semacam ini biasanya digolongkan dalam karya 2 dimensi (komik, poster, iklan,), namun gambar dapat pula mewujud dalam matra 3 dimensi dan 4 dimensi (film, animasi, interaktif). Pada matra 4 dimensi, sifat cair kembali muncul. Ketika kita melihat film apa yang kita lihat tak dapat dibawa pulang (hanya keping DVD/VCD) atau dinikmati seperti lukisan. Film berdurasi dan ada awal ada akhir. Yang membekas hanya memori/kesan tentang film tadi. Sebenarnya bukan hanya film yang mampu menimbulkan rantai asosiasi di pikiran kita, gambar juga demikian.

Jadi kita mendapat satu rantai gambar yang utuh: Ada gambar muncul di pikiran kita (gambar internal), kemudian gambar di wujudkan di atas kertas/kanvas/kulit atau dibentuk dengan tanah liat, batu marmer atau di proyeksi sebagai bayangan ke layar monitor/bioskop (gambar Eksternal). Kemudian gambar eksternal berubah menjadi gambar internal kembali dikepala publik yang menonton film, melihat poster/komik dan menggunakan gambar.
Gambar benak yang timbul di kepala publik dapat simetri dengan ide seniman/desainer, bisa pula asimetri. Gambar benak dapat muncul sebagai ide, muncul sebagai provokasi, sebagai perilaku , bahkan membudaya dalam diri publik.

Kita dapat melihatnya dari sudut pandang lain. Orang yang mengoleksi poster, lukisan, film, patung, sebenarnya sedang” memberi makan” gambar benaknya atau sedang memelihara gambar benak tertentu.
Perilaku manusia, misalnya pesimistik, optimistik, positip atau negatip, citra diri, pandangan hidupnya, tampaknya juga dipengaruhi oleh gambar-gambar yang muncul dibenaknya.

Begitu besar pengaruh gambar. Hal ini telah terlebih dulu dipahami oleh desainer iklan/ahli propaganda.

Tidak ada komentar: